Explore Bali Island

Legong : Dance Of The Virgin | Film Bali Kuno Tahun 1930

Legong : Dance of the Virgin (1935) adalah salah satu film terakhir yang direkam di pulau Bali tahun 1930-an dengan menggunakan proses Technicolor dua warna, dan salah satu film bisu terakhir yang dipentaskan di Hollywood. 

Poetoe Aloes Goesti
Legong diproduksi dan disutradarai oleh Gaston Kaca dan Henry de la Falaise untuk Rumah Produksi milik istri Falaise di Constance Bennett Bennett Pictures Corporation, dan difilmkan sepenuhnya dengan mengambil lokasi di Bali dari Mei hingga Agustus 1933, dengan tema, latar dan aktor serta artis dari pulau Bali. Pada saat pembuatan film Dance Of The Virgin ini, Para kru dibantu oleh Roosevelt, Denis, dan Walter Spies untuk mendapatkan akses ke desa-desa setempat dan orang-orang yang bersedia untuk memerankan Film ini. 

Film Legong "Dance Of The Virgin" ini tayang perdana di New York pada 1 Oktober 1935, banyak mendapatkan respon positif dan pujian dari para pengamat dan krikus film di Amerika pada saat itu karena Naturalisasi dan Seni Budaya yang terkandung dalam film Legong "Dance Of The Virgin" tersebut. 

Cuplikan Video Film Legong "Dance of The Virgin" Youtube


Film Legong "Dance Of The Virgin" Sempat bertahan selama 10 Minggu masa tayang di bioskop pertunjukan film di New York. Film Daily New York Melaporkan bahwa para penonton di New York tertarik menonton film ini dikarenakan faktor uniknya budaya Bali dengan akulturasi seni pada setiap alur film tersebut.  

Selain itu, Faktor yang meyebabkan larisnya film yaitu masih naturalnya penampilan para aktor dan artis di film tersebut, banyak tayangan film Legong "Dance Of The Virgin" yang menampilkan gadis bali yang bertelanjang dada (topless) tanpa sensor oleh lembaga pengawasan film di amerika pada saat itu, alasan lembaga pengawas film mengijinkan hal tersebut adalah film Legong "Dance Of The Virgin" dengan latar belakan panorama alam bali yang indah pada tahun 1930 adalah film Kajian Budaya. 

Film Legong "Dance Of The Virgin" cukup sukses sehingga dirilis berulang kali. Sampai-sampai pada saat itu ada perusahaan Movie Advertiser di Amerika yang beriklan dengan memberikan Branding pada Film ini dengan kata-kata "Nudity Without Crudity : A Film for all Audiences" yang artinya Bertelanjang Tanpa Kekerasan : Sebuah Film untuk semua Kalangan. 

Menceritakan kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Bali, Film Legong "Dance Of The Virgin" Menampilkan beberapa budaya unik pulau Bali yang belum diketahui oleh dunia luar, seperti : Tarian Barong, Panorama Pantai Selatan Bali, Upacara Kremasi Ngaben, dan tradisi judi sabung ayam (Tajen) yang unik. Film ini memberikan pandangan yang tak tertandingi tentang kehidupan di bali pada tahun 1930-an.

Artis atau pemeran utama pada Film Legong "Dance Of The Virgin" adalah Poetoe Aloes Goesti Berperan Sebagai Poetoe (Putu) dan Pria yang tidak diketahui namanya, berperan sebagai Njong Njong Njoman Sebagai kekasih Poetoe.

Film Legong "Dance of The Virgin" Sempat dirilis tahun 2004 yang lalu, Film sudah dimodifikasi dengan tampilan 3 warna yang awalnya cuma 2 warna, serta beberapa adegan dalam film sudah dipangkas yaitu adegan telanjang wanita gadis bali yang sedang mandi di sungai dan adegan judi sabung ayam. 

Pada Rilis DVD Terbaru yang diterbitkan pada tahun 2014 telah disisipkan soundtrack (latar-musik) alternatif yang disusun oleh orang Bali sendiri yaitu I Made Subandi didampingi Richard Marriott dan Gamelan Sekar Jaya. 

Semoga Informasi mengenai Film Legong "Dance of the Virgin" dapat menginspirasi anda untuk tetap menjaga kelestarian budaya dan seni di Bali, Serta kita hendaknya berterima kasih kepada para aktor, artis, sutradara yang telah membuat film Legong Bali, sehingga pada tahun 1930, Pulau Bali telah dikenal oleh Dunia.

Screen Shot Film Legong "Dance Of The Virgin"
Beberapa screen shot film Legong yang editor sempat kumpulkan
















Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...